"Jika kita mensyukuri apa yang kita
miliki, kita telah selangkah sampai pada kebahagiaan."
Tuhan mengkreasikan setiap peristiwa lewat skenario yang rumit namun menakjubkan. Dia telah menyiapkan rumah kebahagiaan ditengah-tengah halaman kesabaran. #firmannofeki
Kamis, 21 Juni 2018
Rabu, 20 Juni 2018
Selasa, 19 Juni 2018
190618
"Bumi menyediakan cukup sumber daya untuk memuaskan setiap kebutuhan manusia, namun tidak untuk semua keserakahan manusia."
.
.
#mg
190618
"Jika kamu sedang mencari ide kreatif, keluarlah dan berjalan kaki. Malaikat berbisik kepada manusia ketika dia pergi melakukan perjalanan."
#ri
190618
" Jangan mengambil apapun selain gambar, jangan meninggalkan apapun selain jejak, jangan membunuh apapun selain waktu ."
Sabtu, 16 Juni 2018
Jumat, 15 Juni 2018
150618
Damaiku ada di sini..
Tempat dimana tak ku hiraukan lelahku
Tempat dimana tak ku hiraukan perasaanku
Karena..
Tuhan tau apa yang aku alami
Tuhan tau apa yang aku rasakan saat ini
Tapi..
Tuhan tau bagaimana cara menghibur ku
Tuhan tau bagaimana cara menguatkan ku
Ya Allah..
Terima kasih masih mau menuntunku sejauh ini
Terima kasih masih mau mengijinkan aku memandangi ciptaan indahmu ini
Muarabadak150618
Tempat dimana tak ku hiraukan lelahku
Tempat dimana tak ku hiraukan perasaanku
Karena..
Tuhan tau apa yang aku alami
Tuhan tau apa yang aku rasakan saat ini
Tapi..
Tuhan tau bagaimana cara menghibur ku
Tuhan tau bagaimana cara menguatkan ku
Ya Allah..
Terima kasih masih mau menuntunku sejauh ini
Terima kasih masih mau mengijinkan aku memandangi ciptaan indahmu ini
Muarabadak150618
Kamis, 14 Juni 2018
Selasa, 12 Juni 2018
Doa pembuka 12 pintu kebaikan
“ Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu kebaikan, pintu-pintu keselamatan, pintu-pintu kesehatan, pintu-pintu nikmat, pintu-pintu keberkatan, pintu-pintu kekuatan, pintu-pintu cinta sejati, pintu-pintu kasih sayang, pintu-pintu rezeki, pintu-pintu ilmu, pintu-pintu ampunan dan pintu-pintu surga. Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ”.
HR.Ibnu Sunny
“Dengan menyebut nama Allah untuk diriku, hartaku, dan agamaku. Ya Allah, berilah kepadaku perasaan rela ketetapan-Mu dan berkatilah segala apa yang diberikan kepadaku agar aku tidak suka menyegerakan yang Engkau lambatkan dan tidak suka melambatkan apa-apa yang Engkau segerakan.”
Jumat, 08 Juni 2018
Doa Surah At-Tahrim ayat 8
(Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya) dapat dibaca nashuuhaa dan nushuuhaa, artinya tobat yang sebenar-benarnya, bertobat tidak akan mengulangi dosa lagi, dan menyesali apa yang telah dikerjakannya (mudah-mudahan Rabb kalian) lafal 'asaa ini mengandung makna tarajji, yakni sesuatu yang dapat diharapkan akan terjadi (akan menutupi kesalahan-kesalahan kalian, dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga) yakni taman-taman surga (yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan) Allah tidak akan memasukkan ke dalam neraka (Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dia; sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan mereka) maksudnya, di depan mereka terang benderang oleh cahayanya (dan) cahaya itu pun memancar pula (di sebelah kanan mereka. Mereka berkata) lafal yaquuluuna merupakan jumlah isti'naf atau kalimat baru: ("Ya Rabb kami! Sempurnakanlah bagi kami cahaya kami) hingga sampai ke surga, sedangkan orang-orang munafik cahaya mereka padam (dan ampunilah kami) wahai Rabb kami (sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.").
Everything' in the hand of ALLAH
Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini, Allah berfirman:
ﻟَﻘَﺪْ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﻛَﺒَﺪٍ
“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4).
Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah:
ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗُﺤِﺒُّﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﺮٌّ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan. Andai kita mau kembali melihat lembaran-lembaran sejarah di dalam Al-Qur’an, membuka mata tuk mengamati realita yang ada, niscaya kita akan menemukan pelajaran-pelajaran dan bukti yang sangat banyak.
ﻟَﻘَﺪْ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥَ ﻓِﻲ ﻛَﺒَﺪٍ
“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4).
Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah:
ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗُﺤِﺒُّﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﺮٌّ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan. Andai kita mau kembali melihat lembaran-lembaran sejarah di dalam Al-Qur’an, membuka mata tuk mengamati realita yang ada, niscaya kita akan menemukan pelajaran-pelajaran dan bukti yang sangat banyak.
Kamis, 07 Juni 2018
Du'a of the day
ﺇِﻥْ ﻛُﻨَّﺎ ﻟَـﻨُﻌَﺪُّ ﻟِﺮَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺠْﻠِﺲِ ﺍﻟْﻮَﺍﺣِﺪِ ﻣِﺎﺋَﺔُ ﻣَﺮَّﺓٍ : ﺭَﺏِّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻲ ﻭَﺗُﺐْ ﻋَﻠَﻲَّ ﺇِﻧَّﻚَ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺘَّﻮَّﺍﺏُ ﺍﻟْﺮَّﺣِﻴْﻢُ
Sungguh, kami menghitung Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu majlis mengucapkan (doa) berikut sebanyak 100 kali: Ya Rabbi! Ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu )
Sungguh, kami menghitung Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu majlis mengucapkan (doa) berikut sebanyak 100 kali: Ya Rabbi! Ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu )
Believe in your self
Bila Anda berpikir Anda bisa,maka Anda benar.
Bila Anda berpikir Anda tidak bisa, Anda pun benar…
Karena itu ketika seseorang berpikir tidak bisa, maka sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa.
.
.
#HF
Bila Anda berpikir Anda tidak bisa, Anda pun benar…
Karena itu ketika seseorang berpikir tidak bisa, maka sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa.
.
.
#HF
Minggu, 03 Juni 2018
Memahami surat AL IKHLAS sepertiga AL QUR'AN
Inilah surat yang dikatakan dalam beberapa hadits seperti sepertiga Al Qur’an yaitu surat Al Ikhlash . Pada kesempatan kali dan beberapa posting selanjutnya, kita akan sedikit mengupas mengenai surat ini. Pada awalnya kita akan melihat dahulu tafsiran ayat-ayat yang ada pada surat tersebut. Setelah itu kita akan melihat keutamaan surat ini. Terakhir, kita akan mengkaji waktu kapan saja surat Al Ikhlash dibaca. Semoga bermanfaat.
Allah Ta’ala berfirman,
ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ( 1 ) ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ ( 2 ) ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ ( 3 ) ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُﻮًﺍ ﺃَﺣَﺪٌ ( 4
(yang artinya) :
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Pengenalan
Surat ini dinamakan Al Ikhlas karena di dalamnya berisi pengajaran tentang tauhid. Oleh karena itu, surat ini dinamakan juga Surat Al Asas, Qul Huwallahu Ahad, At Tauhid, Al Iman, dan masih banyak nama lainnya.
Surat ini merupakan surat Makiyyah dan termasuk surat Mufashol. Surat Al Ikhlas ini terdiri dari 4 ayat, surat ke 112, diturunkan setelah surat An Naas. (At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim)
Ada dua sebab kenapa surat ini dinamakan Al Ikhlash.Yang pertama, dinamakan Al Ikhlash karena surat ini berbicara tentang ikhlash. Yang kedua, dinamakan Al Ikhlash karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Perhatikan penjelasan berikut ini.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan bahwa Surat Al Ikhlas ini berasal dari ’mengikhlaskan sesuatu’ yaitu membersihkannya/memurnikannya. Dinamakan demikian karena di dalam surat ini berisi pembahasan mengenai ikhlas kepada Allah ’Azza wa Jalla. Oleh karena itu, barangsiapa mengimaninya, dia termasuk orang yang ikhlas kepada Allah.
Ada pula yang mengatakan bahwa surat ini dinamakan Al Ikhlash (di mana ikhlash berarti murni) karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Allah hanya mengkhususkan membicarakan diri-Nya, tidak membicarakan tentang hukum ataupun yang lainnya. Dua tafsiran ini sama-sama benar, tidak bertolak belakang satu dan lainnya. (Lihat Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah, 97)
Asbabun Nuzul
Surat ini turun sebagai jawaban kepada orang musyrik yang menanyakan pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, ’Sebutkan nasab atau sifat Rabbmu pada kami?’. Maka Allah berfirman kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam, ’Katakanlah kepada yang menanyakan tadi, … [lalu disebutkanlah surat ini]’(Aysarut Tafasir, 1502). Juga ada yang mengatakan bahwa surat ini turun sebagai jawaban pertanyaan dari orang-orang Yahudi (Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an, At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim, Tafsir Juz ‘Amma 292). Namun, Syaikh Muqbil mengatakan bahwa asbabun nuzul yang disebutkan di atas berasal dari riwayat yang dho’if (lemah) sebagaimana disebutkan dalam Shohih Al Musnad min Asbab An Nuzul.
Saatnya memahami tafsiran tiap ayat.
Tafsir Ayat Pertama
ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ( 1 )
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Kata ( ﻗُﻞْ ) –artinya katakanlah-. Perintah ini ditujukan kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan juga umatnya.
Al Qurtubhi mengatakan bahwa ( ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ) maknanya adalah :
ﺍﻟﻮَﺍﺣِﺪُ ﺍﻟﻮِﺗْﺮُ، ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻟَﺎ ﺷَﺒِﻴْﻪَ ﻟَﻪُ، ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻈِﻴْﺮَ ﻭَﻟَﺎ ﺻَﺎﺣَﺒَﺔَ، ﻭَﻟَﺎ ﻭَﻟَﺪ ﻭَﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳْﻚَ
Al Wahid Al Witr (Maha Esa), tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada yang sebanding dengan-Nya, tidak memiliki istri ataupun anak, dan tidak ada sekutu baginya.
Asal kata dari ( ﺃَﺣَﺪٌ ) adalah ( ﻭَﺣْﺪٌ), sebelumnya diawali dengan huruf ‘waw’ kemudian diganti ‘hamzah’. (Al Jaami’ liahkamil Qur’an, Adhwaul Bayan)
Syaikh Al Utsaimin mengatakan bahwa kalimat ( ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ) –artinya Allah Maha Esa-, maknanya bahwa Allah itu Esa dalam keagungan dan kebesarannya, tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. (Tafsir Juz ‘Amma 292)
Tafsir Ayat Kedua
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ ( 2 )
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masiir mengatakan bahwa makna Ash Shomad ada empat pendapat:
Pertama , Ash Shomad bermakna:
ﺃﻧﻪ ﺍﻟﺴﻴِّﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻳُﺼْﻤَﺪُ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻮﺍﺋﺞ
Allah adalah As Sayid (penghulu), tempat makhluk menyandarkan segala hajat pada-Nya.
Kedua , Ash Shomad bermakna:
ﺃﻧﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﺟﻮﻑ ﻟﻪ
Allah tidak memiliki rongga (perut).
Ketiga , Ash Shomad bermakna:
ﺃﻧﻪ ﺍﻟﺪﺍﺋﻢ
Allah itu Maha Kekal.
Keempat , Ash Shomad bermakna:
ﺍﻟﺒﺎﻗﻲ ﺑﻌﺪ ﻓﻨﺎﺀ ﺍﻟﺨﻠﻖ
Allah itu tetap kekal setelah para makhluk binasa.
Dalam Tafsir Al Qur’an Al Azhim (Tafsir Ibnu Katsir) disebutkan beberapa perkataan ahli tafsir yakni sebagai berikut.
Dari ‘Ikrimah, dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah :
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺼْﻤُﺪُ ﺍﻟﺨَﻠَﺎﺋِﻖُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻓِﻲ ﺣَﻮَﺍﺋِﺠِﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺴَﺎﺋِﻠِﻬِﻢْ
Seluruh makhluk bersandar/bergantung kepada-Nya dalam segala kebutuhan maupun permasalahan.
Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu Abbas mengatakan mengenai
( ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ ) :
ﻫﻮ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺳﺆﺩﺩﻩ، ﻭﺍﻟﺸﺮﻳﻒ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺷﺮﻓﻪ، ﻭﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﻋﻈﻤﺘﻪ، ﻭﺍﻟﺤﻠﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺣﻠﻤﻪ، ﻭﺍﻟﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﻋﻠﻤﻪ، ﻭﺍﻟﺤﻜﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺣﻜﻤﺘﻪ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺸﺮﻑ ﻭﺍﻟﺴﺆﺩﺩ، ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ، ﻫﺬﻩ ﺻﻔﺘﻪ ﻻ ﺗﻨﺒﻐﻲ ﺇﻻ ﻟﻪ، ﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﻛﻒﺀ، ﻭﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻠﻪ ﺷﻲﺀ، ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﺍﻟﻘﻬﺎﺭ .
Dia-lah As Sayyid (Pemimpin) yang kekuasaan-Nya sempurna. Dia-lah Asy Syarif (Maha Mulia) yang kemuliaan-Nya sempurna. Dia-lah Al ‘Azhim (Maha Agung) yang keagungan-Nya sempurna. Dia-lah Al Halim (Maha Pemurah) yang kemurahan-Nya itu sempurna. Dia-lah Al ‘Alim (Maha Mengetahui) yang ilmu-Nya itu sempurna. Dia-lah Al Hakim (Maha Bijaksana) yang sempurna dalam hikmah (atau hukum-Nya). Allah-lah –Yang Maha Suci- yang Maha Sempurna dalam segala kemuliaan dan kekuasaan. Sifat-Nya ini tidak pantas kecuali bagi-Nya, tidak ada yang setara dengan-Nya, tidak ada yang semisal dengan-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Al A’masy mengatakan dari Syaqiq dari Abi Wa’il bahwa Ash Shomad bermakna:
{ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ { ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﺍﻧﺘﻬﻰ ﺳﺆﺩﺩﻩ
”Pemimpin yang paling tinggi kekuasaan-Nya”. Begitu juga diriwayatkan dari ’Ashim dari Abi Wa’il dari Ibnu Mas’ud semacam itu.
Malik mengatakan dari Zaid bin Aslam, ”Ash Shomad adalah As Sayyid (Pemimpin).”
Al Hasan dan Qotadah mengatakan bahwa Ash Shomad adalah ( ﺍﻟﺒﺎﻗﻲ ﺑﻌﺪ ﺧﻠﻘﻪ ) Yang Maha Kekal setelah makhluk-Nya (binasa).
Al Hasan juga mengatakan bahwa
Ash Shomad adalah
ﺍﻟﺤﻲ ﺍﻟﻘﻴﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﺯﻭﺍﻝ ﻟﻪ
Yang Maha Hidup dan Quyyum (mengurusi dirinya dan makhlukNya) dan tidak mungkin binasa.
’Ikrimah mengatakan bahwa Ash Shomad adalah yang tidak mengeluarkan sesuatupun dari-Nya (semisal anak) dan tidak makan.
Ar Robi’ bin Anas mengatakan bahwa Ash Shomad adalah ( ﺍﻟﺬﻱ ﻟﻢ ﻳﻠﺪ ﻭﻟﻢ ﻳﻮﻟﺪ ) yaitu tidak beranak dan tidak diperanakkan. Beliau menafsirkan ayat ini dengan ayat sesudahnya dan ini tafsiran yang sangat bagus.
Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Sa’id bin Al Musayyib, Mujahid, Abdullah bin Buraidah, ’Ikrimah, Sa’id bin Jubair, ’Atho’ bin Abi Robbah, ’Athiyyah Al ’Awfiy, Adh Dhohak dan As Sudi mengatakan bahwa
Ash Shomad adalah ( ﻻ ﺟﻮﻑ ﻟﻪ ) yaitu tidak memiliki rongga (perut).
Al Hafizh Abul Qosim Ath Thobroni dalam kitab Sunnahnya -setelah menyebut berbagai pendapat di atas tentang tafsir Ash Shomad- berkata, ” Semua makna ini adalah shohih (benar). Sifat tersebut merupakan sifat Rabb kita ’Azza wa Jalla. Dia-lah tempat bersandar dan bergantung dalam segala kebutuhan. Dia-lah yang paling tinggi kekuasaan-Nya. Dia-lah Ash Shomad tidak ada yang berasal dari-Nya. Allah tidak butuh makan dan minum. Dia tetap kekal setelah para makhluk-Nya binasa. Baihaqi juga menjelaskan yang demikian .”
(Diringkas dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
Tafsir Ayat Ketiga
ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ ( 3 )
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Kalimat ( ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ) sebagaimana dikatakan Maqotil,
”Tidak beranak kemudian mendapat warisan.” Kalimat ( ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ ) maksudnya adalah tidak disekutui. Demikian karena orang-orang musyrik Arab mengatakan bahwa Malaikat adalah anak perempuan Allah . Kaum Yahudi mengatakan bahwa ’Uzair adalah anak Allah. Sedangkan Nashoro mengatakan bahwa Al Masih (Isa, pen) adalah anak Allah. Dalam ayat ini, Allah meniadakan itu semua.” (Zadul Masiir)
Tafsir Ayat Keempat
ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُﻮًﺍ ﺃَﺣَﺪٌ ( 4
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Maksudnya adalah tidak ada seorang pun sama dalam setiap sifat-sifat Allah. Jadi Allah meniadakan dari diri-Nya memiliki anak atau dilahirkan sehingga memiliki orang tua. Juga Allah meniadakan adanya yang semisal dengan-Nya. (Tafsir Juz ‘Amma 293)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan makna ayat: ”dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” yaitu tidak ada yang serupa (setara) dengan Allah dalam nama, sifat, dan perbuatan.
Ringkasnya, surat Al Ikhlash ini berisi penjelasan mengenai keesaan Allah serta kesempurnaan nama dan sifat-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ( 1 ) ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ ( 2 ) ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ ( 3 ) ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُﻮًﺍ ﺃَﺣَﺪٌ ( 4
(yang artinya) :
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Pengenalan
Surat ini dinamakan Al Ikhlas karena di dalamnya berisi pengajaran tentang tauhid. Oleh karena itu, surat ini dinamakan juga Surat Al Asas, Qul Huwallahu Ahad, At Tauhid, Al Iman, dan masih banyak nama lainnya.
Surat ini merupakan surat Makiyyah dan termasuk surat Mufashol. Surat Al Ikhlas ini terdiri dari 4 ayat, surat ke 112, diturunkan setelah surat An Naas. (At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim)
Ada dua sebab kenapa surat ini dinamakan Al Ikhlash.Yang pertama, dinamakan Al Ikhlash karena surat ini berbicara tentang ikhlash. Yang kedua, dinamakan Al Ikhlash karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Perhatikan penjelasan berikut ini.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan bahwa Surat Al Ikhlas ini berasal dari ’mengikhlaskan sesuatu’ yaitu membersihkannya/memurnikannya. Dinamakan demikian karena di dalam surat ini berisi pembahasan mengenai ikhlas kepada Allah ’Azza wa Jalla. Oleh karena itu, barangsiapa mengimaninya, dia termasuk orang yang ikhlas kepada Allah.
Ada pula yang mengatakan bahwa surat ini dinamakan Al Ikhlash (di mana ikhlash berarti murni) karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Allah hanya mengkhususkan membicarakan diri-Nya, tidak membicarakan tentang hukum ataupun yang lainnya. Dua tafsiran ini sama-sama benar, tidak bertolak belakang satu dan lainnya. (Lihat Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah, 97)
Asbabun Nuzul
Surat ini turun sebagai jawaban kepada orang musyrik yang menanyakan pada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, ’Sebutkan nasab atau sifat Rabbmu pada kami?’. Maka Allah berfirman kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam, ’Katakanlah kepada yang menanyakan tadi, … [lalu disebutkanlah surat ini]’(Aysarut Tafasir, 1502). Juga ada yang mengatakan bahwa surat ini turun sebagai jawaban pertanyaan dari orang-orang Yahudi (Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an, At Ta’rif bi Suratil Qur’anil Karim, Tafsir Juz ‘Amma 292). Namun, Syaikh Muqbil mengatakan bahwa asbabun nuzul yang disebutkan di atas berasal dari riwayat yang dho’if (lemah) sebagaimana disebutkan dalam Shohih Al Musnad min Asbab An Nuzul.
Saatnya memahami tafsiran tiap ayat.
Tafsir Ayat Pertama
ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ( 1 )
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Kata ( ﻗُﻞْ ) –artinya katakanlah-. Perintah ini ditujukan kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan juga umatnya.
Al Qurtubhi mengatakan bahwa ( ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ) maknanya adalah :
ﺍﻟﻮَﺍﺣِﺪُ ﺍﻟﻮِﺗْﺮُ، ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻟَﺎ ﺷَﺒِﻴْﻪَ ﻟَﻪُ، ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻈِﻴْﺮَ ﻭَﻟَﺎ ﺻَﺎﺣَﺒَﺔَ، ﻭَﻟَﺎ ﻭَﻟَﺪ ﻭَﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳْﻚَ
Al Wahid Al Witr (Maha Esa), tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada yang sebanding dengan-Nya, tidak memiliki istri ataupun anak, dan tidak ada sekutu baginya.
Asal kata dari ( ﺃَﺣَﺪٌ ) adalah ( ﻭَﺣْﺪٌ), sebelumnya diawali dengan huruf ‘waw’ kemudian diganti ‘hamzah’. (Al Jaami’ liahkamil Qur’an, Adhwaul Bayan)
Syaikh Al Utsaimin mengatakan bahwa kalimat ( ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ ) –artinya Allah Maha Esa-, maknanya bahwa Allah itu Esa dalam keagungan dan kebesarannya, tidak ada yang serupa dengan-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. (Tafsir Juz ‘Amma 292)
Tafsir Ayat Kedua
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ ( 2 )
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masiir mengatakan bahwa makna Ash Shomad ada empat pendapat:
Pertama , Ash Shomad bermakna:
ﺃﻧﻪ ﺍﻟﺴﻴِّﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻳُﺼْﻤَﺪُ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻮﺍﺋﺞ
Allah adalah As Sayid (penghulu), tempat makhluk menyandarkan segala hajat pada-Nya.
Kedua , Ash Shomad bermakna:
ﺃﻧﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﺟﻮﻑ ﻟﻪ
Allah tidak memiliki rongga (perut).
Ketiga , Ash Shomad bermakna:
ﺃﻧﻪ ﺍﻟﺪﺍﺋﻢ
Allah itu Maha Kekal.
Keempat , Ash Shomad bermakna:
ﺍﻟﺒﺎﻗﻲ ﺑﻌﺪ ﻓﻨﺎﺀ ﺍﻟﺨﻠﻖ
Allah itu tetap kekal setelah para makhluk binasa.
Dalam Tafsir Al Qur’an Al Azhim (Tafsir Ibnu Katsir) disebutkan beberapa perkataan ahli tafsir yakni sebagai berikut.
Dari ‘Ikrimah, dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah :
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺼْﻤُﺪُ ﺍﻟﺨَﻠَﺎﺋِﻖُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻓِﻲ ﺣَﻮَﺍﺋِﺠِﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺴَﺎﺋِﻠِﻬِﻢْ
Seluruh makhluk bersandar/bergantung kepada-Nya dalam segala kebutuhan maupun permasalahan.
Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu Abbas mengatakan mengenai
( ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ ) :
ﻫﻮ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺳﺆﺩﺩﻩ، ﻭﺍﻟﺸﺮﻳﻒ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺷﺮﻓﻪ، ﻭﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﻋﻈﻤﺘﻪ، ﻭﺍﻟﺤﻠﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺣﻠﻤﻪ، ﻭﺍﻟﻌﻠﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﻋﻠﻤﻪ، ﻭﺍﻟﺤﻜﻴﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺣﻜﻤﺘﻪ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻛﻤﻞ ﻓﻲ ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺍﻟﺸﺮﻑ ﻭﺍﻟﺴﺆﺩﺩ، ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ، ﻫﺬﻩ ﺻﻔﺘﻪ ﻻ ﺗﻨﺒﻐﻲ ﺇﻻ ﻟﻪ، ﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﻛﻒﺀ، ﻭﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻠﻪ ﺷﻲﺀ، ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﺍﻟﻘﻬﺎﺭ .
Dia-lah As Sayyid (Pemimpin) yang kekuasaan-Nya sempurna. Dia-lah Asy Syarif (Maha Mulia) yang kemuliaan-Nya sempurna. Dia-lah Al ‘Azhim (Maha Agung) yang keagungan-Nya sempurna. Dia-lah Al Halim (Maha Pemurah) yang kemurahan-Nya itu sempurna. Dia-lah Al ‘Alim (Maha Mengetahui) yang ilmu-Nya itu sempurna. Dia-lah Al Hakim (Maha Bijaksana) yang sempurna dalam hikmah (atau hukum-Nya). Allah-lah –Yang Maha Suci- yang Maha Sempurna dalam segala kemuliaan dan kekuasaan. Sifat-Nya ini tidak pantas kecuali bagi-Nya, tidak ada yang setara dengan-Nya, tidak ada yang semisal dengan-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Al A’masy mengatakan dari Syaqiq dari Abi Wa’il bahwa Ash Shomad bermakna:
{ ﺍﻟﺼَّﻤَﺪُ { ﺍﻟﺴﻴﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﺍﻧﺘﻬﻰ ﺳﺆﺩﺩﻩ
”Pemimpin yang paling tinggi kekuasaan-Nya”. Begitu juga diriwayatkan dari ’Ashim dari Abi Wa’il dari Ibnu Mas’ud semacam itu.
Malik mengatakan dari Zaid bin Aslam, ”Ash Shomad adalah As Sayyid (Pemimpin).”
Al Hasan dan Qotadah mengatakan bahwa Ash Shomad adalah ( ﺍﻟﺒﺎﻗﻲ ﺑﻌﺪ ﺧﻠﻘﻪ ) Yang Maha Kekal setelah makhluk-Nya (binasa).
Al Hasan juga mengatakan bahwa
Ash Shomad adalah
ﺍﻟﺤﻲ ﺍﻟﻘﻴﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﺯﻭﺍﻝ ﻟﻪ
Yang Maha Hidup dan Quyyum (mengurusi dirinya dan makhlukNya) dan tidak mungkin binasa.
’Ikrimah mengatakan bahwa Ash Shomad adalah yang tidak mengeluarkan sesuatupun dari-Nya (semisal anak) dan tidak makan.
Ar Robi’ bin Anas mengatakan bahwa Ash Shomad adalah ( ﺍﻟﺬﻱ ﻟﻢ ﻳﻠﺪ ﻭﻟﻢ ﻳﻮﻟﺪ ) yaitu tidak beranak dan tidak diperanakkan. Beliau menafsirkan ayat ini dengan ayat sesudahnya dan ini tafsiran yang sangat bagus.
Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Sa’id bin Al Musayyib, Mujahid, Abdullah bin Buraidah, ’Ikrimah, Sa’id bin Jubair, ’Atho’ bin Abi Robbah, ’Athiyyah Al ’Awfiy, Adh Dhohak dan As Sudi mengatakan bahwa
Ash Shomad adalah ( ﻻ ﺟﻮﻑ ﻟﻪ ) yaitu tidak memiliki rongga (perut).
Al Hafizh Abul Qosim Ath Thobroni dalam kitab Sunnahnya -setelah menyebut berbagai pendapat di atas tentang tafsir Ash Shomad- berkata, ” Semua makna ini adalah shohih (benar). Sifat tersebut merupakan sifat Rabb kita ’Azza wa Jalla. Dia-lah tempat bersandar dan bergantung dalam segala kebutuhan. Dia-lah yang paling tinggi kekuasaan-Nya. Dia-lah Ash Shomad tidak ada yang berasal dari-Nya. Allah tidak butuh makan dan minum. Dia tetap kekal setelah para makhluk-Nya binasa. Baihaqi juga menjelaskan yang demikian .”
(Diringkas dari Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
Tafsir Ayat Ketiga
ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ ( 3 )
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Kalimat ( ﻟَﻢْ ﻳَﻠِﺪْ ) sebagaimana dikatakan Maqotil,
”Tidak beranak kemudian mendapat warisan.” Kalimat ( ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻮﻟَﺪْ ) maksudnya adalah tidak disekutui. Demikian karena orang-orang musyrik Arab mengatakan bahwa Malaikat adalah anak perempuan Allah . Kaum Yahudi mengatakan bahwa ’Uzair adalah anak Allah. Sedangkan Nashoro mengatakan bahwa Al Masih (Isa, pen) adalah anak Allah. Dalam ayat ini, Allah meniadakan itu semua.” (Zadul Masiir)
Tafsir Ayat Keempat
ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُﻮًﺍ ﺃَﺣَﺪٌ ( 4
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Maksudnya adalah tidak ada seorang pun sama dalam setiap sifat-sifat Allah. Jadi Allah meniadakan dari diri-Nya memiliki anak atau dilahirkan sehingga memiliki orang tua. Juga Allah meniadakan adanya yang semisal dengan-Nya. (Tafsir Juz ‘Amma 293)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan makna ayat: ”dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” yaitu tidak ada yang serupa (setara) dengan Allah dalam nama, sifat, dan perbuatan.
Ringkasnya, surat Al Ikhlash ini berisi penjelasan mengenai keesaan Allah serta kesempurnaan nama dan sifat-Nya.
"Keindahan Berbagi"
Indahnya Berbagi dengan Sesama
Berbagi dengan sesama laksana cermin; pengaruh kebaikannya memantul untuk pelakunya. Selain pahala yang niscaya diraih, Allah juga selalu menggantinya secara lebih baik, bahkan bertambah-tambah. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasul SAW, "Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan (berbagi) kecuali justru ia bertambah, bertambah, bertambah.” (HR. Tirmidzi). Dalam Hadits lain ditegaskan, berbagi adalah untuk menurunkan karunia Ilahi. Nabi SAW bersabda, “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah (berbagi kepada sesama).” (HR. al-Baihaqi)
Berbagi dengan sesama sejatinya kembali untuk kebaikan kita. Bila kita memahami itu, niscaya akan lahir semangat yang membahana dari dalam jiwa. Dan itulah kenapa para sahabat Rasul SAW senantiasa berlomba-lomba dalam melakukannya.
Pesona lain yang luar biasa adalah, memberi apa yang kita punya untuk meringankan beban orang lain, akan mengundang pertolongan Allah untuk kita. Nabi SAW menegaskan, “Allah selalu menolong orang, selama orang itu selalu menolong saudaranya (sesama muslim).” (HR. Ahmad). Dalam arti, untuk menolong diri Anda, rajin-rajinlah membantu orang lain. Untuk meraih solusi atas problematika Anda, mari peduli dengan masalah sesama. Karena semakin deras bantuan mengalir pada orang lain, makin deras pula bantuan Allah.
Dengan beberapa pesona tersebut, semoga kita dapat termotivasi untuk selalu semangat berbagi dengan sesama, agar anugerah-anugerah Ilahi senantiasa hadir dalam kehidupan kita.
.
.
Ust Ahmad Al Habsyi
Berbagi dengan sesama laksana cermin; pengaruh kebaikannya memantul untuk pelakunya. Selain pahala yang niscaya diraih, Allah juga selalu menggantinya secara lebih baik, bahkan bertambah-tambah. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasul SAW, "Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan (berbagi) kecuali justru ia bertambah, bertambah, bertambah.” (HR. Tirmidzi). Dalam Hadits lain ditegaskan, berbagi adalah untuk menurunkan karunia Ilahi. Nabi SAW bersabda, “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah (berbagi kepada sesama).” (HR. al-Baihaqi)
Berbagi dengan sesama sejatinya kembali untuk kebaikan kita. Bila kita memahami itu, niscaya akan lahir semangat yang membahana dari dalam jiwa. Dan itulah kenapa para sahabat Rasul SAW senantiasa berlomba-lomba dalam melakukannya.
Pesona lain yang luar biasa adalah, memberi apa yang kita punya untuk meringankan beban orang lain, akan mengundang pertolongan Allah untuk kita. Nabi SAW menegaskan, “Allah selalu menolong orang, selama orang itu selalu menolong saudaranya (sesama muslim).” (HR. Ahmad). Dalam arti, untuk menolong diri Anda, rajin-rajinlah membantu orang lain. Untuk meraih solusi atas problematika Anda, mari peduli dengan masalah sesama. Karena semakin deras bantuan mengalir pada orang lain, makin deras pula bantuan Allah.
Dengan beberapa pesona tersebut, semoga kita dapat termotivasi untuk selalu semangat berbagi dengan sesama, agar anugerah-anugerah Ilahi senantiasa hadir dalam kehidupan kita.
.
.
Ust Ahmad Al Habsyi
KEUTAMAAN DAN KHASIAT SURAT AL-FATIHAH
Keutamaan dan Khasiat Membaca Surat Al-Fatihah
Al-Fatihah dikenal sebagai surat paling awal dalam Al-Qur’an, tapi apakah kita tahu tentang keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Fatihah? Umat Muslim mengetahui bahwa shalat yang mereka lakukan tidak akan sah jika mereka tidak membaca surat yang satu ini, yaitu surat Al-Fatihah, dan hal ini juga diriwayatkan oleh beberapa orang, terutama Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa shalat orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah tidak akan diterima oleh Allah SWT. Melalui hadist yang satu ini juga Nampak bahwa ternyata Al-Fatihah memiliki peranan yang sangat penting hingga shalat seseorang tidak dinilai jika mereka terlupa untuk membacanya.
Beberapa Keutamaan dan Khasiat Membaca Surat Al-Fatihah
Rasulullah SAW pernah berkata pada Abu Sa’id bin Al-Mu’alla yang pada saat itu sedang shalat di masjid. Rasulullaah ingin mengajarkannya sebuah surat yang paling agung dari seluruh surat yang ada dalam Al-Qur’an, dan Abu Sa’id setuju untuk diajarkan. Al-Imam Ibnu At-tiin mengatakan bahwa maksud nabi Muhammad dengan ucapannya tadi adalah bahwa keistimewaan dan khasiat membaca surat Al-Fatihah lebih banyak jika dibandingkan dengan membaca surat lainnya yang ada di dalam Al-Qur’an.
Jika ingin dijabarkan, maka ada 13 keuntungan yang bisa diperoleh ketika seseorang memutuskan untuk membaca surat Al-Fatihah, yaitu: – Kebaikan orang tersebut diterima oleh Allah SWT.
– Seluruh dosanya yang ada di dunia diampuni.
– Akan selamat lidah mereka dari api neraka yang sangat panas.
– Akan terhindar dari murka Allah SWT.
– Mampu berjumpa dengan Allah SWT.
– Terbebas dari azab ketika ia dikubur nanti.
– Mendapat derajat yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak membaca, nanti ketika di Surga.
– Keutamaan dan Khasiat membaca surat Al-Fatihah sebelum tidur mampu membuat seseorang aman dari segala hal, kecuali kematian.
– Rumah yang sering dibacakan al-Fatihah dan al-Ikhlas akan bebas dari kefakiran, serta akan berlimpah kebaikan.
– Membaca Al-Fatihah sudah seakan-akan menyedekahkan emas di jalan Allah.
– Satu ayat dari surat Al-Fatihah menutup satu pintu neraka bagi orang tersebut.
– Membaca surat al-fatihah dengan ayat kursi dan dua ayat surat ali Imran ketika selesai shalat akan dibalas dengan surga.
– Manfaat membaca surat Al-Fatihah yang terakhir adalah kita seakan telah membaca kitab injil, zabur, taurat, Qur’an, suhuf Ibrahim, dan suhuf Idris sebanyak tujuh kali.
Keutamaan dan Khasiat Membaca Surat Al-Fatihah di Zaman Rasul
Surat Al-Fatihah sering juga digunakan ketika akan melakukan ruqyah pada seseorang, tapi ternyata pada zaman Rasul penggunaannya sedikit berbeda. Surat ini pernah dibacakan ketika para sahabat Rasul mencoba menyembuhkan orang yang terkena sengatan kalajengking, dan inilah manfaat surat Al-Fatihah untuk pengasihan pada masa itu, karena dengan izin Allah SWT maka orang-orang yang terkena sengat kalajengking tadi sembuh sesaat setelah dibacakan. Salah satu alasan lain mengapa seorang Muslim disarankan membaca surat al-Fatihah sepanjang hidupnya adalah karena ternyata surat Al-Fatihah memiliki banyak petunjuk yang langsung ditujukan untuk umat Muslim demi melancarkan seluruh urusan mereka. Hal ini bisa didapat dengan melakukan pengkajian mendalam terhadap surat Al-Fatihah secara khusus, dan karena ini juga banyak ulama-ulama yang telah menerbitkan sebuah kitab yang dikhususkan untuk membahas hal ini, karena ternyata banyak yang bisa diambil dari surat Al-Fatihah. Lewat kitab-kita tersebut, kita bisa lebih mendalami keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Fatihah.
Semoga bermanfaat.
Al-Fatihah dikenal sebagai surat paling awal dalam Al-Qur’an, tapi apakah kita tahu tentang keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Fatihah? Umat Muslim mengetahui bahwa shalat yang mereka lakukan tidak akan sah jika mereka tidak membaca surat yang satu ini, yaitu surat Al-Fatihah, dan hal ini juga diriwayatkan oleh beberapa orang, terutama Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa shalat orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah tidak akan diterima oleh Allah SWT. Melalui hadist yang satu ini juga Nampak bahwa ternyata Al-Fatihah memiliki peranan yang sangat penting hingga shalat seseorang tidak dinilai jika mereka terlupa untuk membacanya.
Beberapa Keutamaan dan Khasiat Membaca Surat Al-Fatihah
Rasulullah SAW pernah berkata pada Abu Sa’id bin Al-Mu’alla yang pada saat itu sedang shalat di masjid. Rasulullaah ingin mengajarkannya sebuah surat yang paling agung dari seluruh surat yang ada dalam Al-Qur’an, dan Abu Sa’id setuju untuk diajarkan. Al-Imam Ibnu At-tiin mengatakan bahwa maksud nabi Muhammad dengan ucapannya tadi adalah bahwa keistimewaan dan khasiat membaca surat Al-Fatihah lebih banyak jika dibandingkan dengan membaca surat lainnya yang ada di dalam Al-Qur’an.
Jika ingin dijabarkan, maka ada 13 keuntungan yang bisa diperoleh ketika seseorang memutuskan untuk membaca surat Al-Fatihah, yaitu: – Kebaikan orang tersebut diterima oleh Allah SWT.
– Seluruh dosanya yang ada di dunia diampuni.
– Akan selamat lidah mereka dari api neraka yang sangat panas.
– Akan terhindar dari murka Allah SWT.
– Mampu berjumpa dengan Allah SWT.
– Terbebas dari azab ketika ia dikubur nanti.
– Mendapat derajat yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak membaca, nanti ketika di Surga.
– Keutamaan dan Khasiat membaca surat Al-Fatihah sebelum tidur mampu membuat seseorang aman dari segala hal, kecuali kematian.
– Rumah yang sering dibacakan al-Fatihah dan al-Ikhlas akan bebas dari kefakiran, serta akan berlimpah kebaikan.
– Membaca Al-Fatihah sudah seakan-akan menyedekahkan emas di jalan Allah.
– Satu ayat dari surat Al-Fatihah menutup satu pintu neraka bagi orang tersebut.
– Membaca surat al-fatihah dengan ayat kursi dan dua ayat surat ali Imran ketika selesai shalat akan dibalas dengan surga.
– Manfaat membaca surat Al-Fatihah yang terakhir adalah kita seakan telah membaca kitab injil, zabur, taurat, Qur’an, suhuf Ibrahim, dan suhuf Idris sebanyak tujuh kali.
Keutamaan dan Khasiat Membaca Surat Al-Fatihah di Zaman Rasul
Surat Al-Fatihah sering juga digunakan ketika akan melakukan ruqyah pada seseorang, tapi ternyata pada zaman Rasul penggunaannya sedikit berbeda. Surat ini pernah dibacakan ketika para sahabat Rasul mencoba menyembuhkan orang yang terkena sengatan kalajengking, dan inilah manfaat surat Al-Fatihah untuk pengasihan pada masa itu, karena dengan izin Allah SWT maka orang-orang yang terkena sengat kalajengking tadi sembuh sesaat setelah dibacakan. Salah satu alasan lain mengapa seorang Muslim disarankan membaca surat al-Fatihah sepanjang hidupnya adalah karena ternyata surat Al-Fatihah memiliki banyak petunjuk yang langsung ditujukan untuk umat Muslim demi melancarkan seluruh urusan mereka. Hal ini bisa didapat dengan melakukan pengkajian mendalam terhadap surat Al-Fatihah secara khusus, dan karena ini juga banyak ulama-ulama yang telah menerbitkan sebuah kitab yang dikhususkan untuk membahas hal ini, karena ternyata banyak yang bisa diambil dari surat Al-Fatihah. Lewat kitab-kita tersebut, kita bisa lebih mendalami keutamaan dan khasiat membaca surat Al-Fatihah.
Semoga bermanfaat.
Sabtu, 02 Juni 2018
Qs.Al-Baqarah ayat 127
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Doa di dalam Surah At-Tahrim ayat 8
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Qs.Al-Baqarah 286
(Allah tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya), artinya sekadar kesanggupannya. (Ia mendapat dari apa yang diusahakannya) berupa kebaikan artinya pahalanya (dan ia beroleh pula dari hasil kejahatannya), yakni dosanya. Maka seseorang itu tidaklah menerima hukuman dari apa yang tidak dilakukannya, hanya baru menjadi angan-angan dan lamunan mereka. Mereka bermohon, ("Wahai Tuhan kami! Janganlah kami dihukum) dengan siksa (jika kami lupa atau tersalah), artinya meninggalkan kebenaran tanpa sengaja, sebagaimana dihukumnya orang-orang sebelum kami. Sebenarnya hal ini telah dicabut Allah terhadap umat ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadis. Permintaan ini merupakan pengakuan terhadap nikmat Allah. (Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat) yang tidak mungkin dapat kami pikul (sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami), yaitu Bani Israel berupa bunuh diri dalam bertobat, mengeluarkan seperempat harta dalam zakat dan mengorek tempat yang kena najis. (Wahai Tuhan kami! Janganlah Kamu pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup) atau tidak kuat (kami memikulnya) berupa tugas-tugas dan cobaan-cobaan. (Beri maaflah kami) atau hapuslah sekalian dosa kami (ampunilah kami dan beri rahmatlah kami) dalam rahmat itu terdapat kelanjutan atau tambahan keampunan, (Engkaulah pembela kami), artinya pemimpin dan pengatur urusan kami (maka tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir."), yakni dengan menegakkan hujah dan memberikan kemenangan dalam peraturan dan pertempuran dengan mereka, karena ciri-ciri seorang maula atau pembela adalah menolong anak buahnya terhadap musuh-musuh mereka. Dalam sebuah hadis tercantum bahwa tatkala ayat ini turun dan dibaca oleh Nabi saw., maka setiap kalimat diberikan jawaban oleh Allah swt., "Telah Engkau penuhi!"
Imam Asy-Syafi'i Quotes
Manfaatkanlah umur yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya, janganlah sia-siakan. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ,
ﺍِﻏْﺘَﻨِﻢْ ﺧَﻤْﺴًﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﺧَﻤْﺲٍ : ﺷَﺒَﺎﺑَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﻫَﺮَﻣِﻚَ ﻭَ ﺻِﺤَّﺘَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﺳَﻘَﻤِﻚَ ﻭَ ﻏِﻨَﺎﻙَ ﻗَﺒْﻞَ ﻓَﻘْﺮِﻙَ ﻭَ ﻓَﺮَﺍﻏَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﺷَﻐْﻠِﻚَ ﻭَ ﺣَﻴَﺎﺗَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﻣَﻮْﺗِﻚَ
“ Ambillah lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu .” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
shallallahu ‘alaihi wa sallam ,
ﺍِﻏْﺘَﻨِﻢْ ﺧَﻤْﺴًﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﺧَﻤْﺲٍ : ﺷَﺒَﺎﺑَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﻫَﺮَﻣِﻚَ ﻭَ ﺻِﺤَّﺘَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﺳَﻘَﻤِﻚَ ﻭَ ﻏِﻨَﺎﻙَ ﻗَﺒْﻞَ ﻓَﻘْﺮِﻙَ ﻭَ ﻓَﺮَﺍﻏَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﺷَﻐْﻠِﻚَ ﻭَ ﺣَﻴَﺎﺗَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﻣَﻮْﺗِﻚَ
“ Ambillah lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu .” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Langganan:
Postingan (Atom)